Header Ads

10 Amalan Yang Disunnahkan Sebelum Sholat Idul Adha





Dalam melaksanakan amalan ibadah salat Idul Adha, ada sekian amalan sunnah yang dianjurkan. Kita sangat dianjurkan untuk melaksanakan amalan sunnah itu. Lalu, apa saja amalan yang dimaksud? Berikut ini Amalan Sunnah Sebelum Sholat Idhul Adha yaitu:

1. Mandi Terlebih Dahulu Sebelum Salat Idul Adha

Sunnah untuk mandi ini sebagaimana diriwayatkan dari Nafi’ bahwa Abdullah Ibnu Umar ra mandi pada hari Ied sebelum berangkat salat. Dalil yang paling kuat tentang kesunahan mandi di dua hari raya adalah  riwayat dari Al-Baihaqi melalui asy-Syafi’i tentang seseorang yang pernah bertanya kepada Ali ra tentang mandi, ia menjawab, “Mandilah setiap hari jika engkau mengehendakinya.” Kata orang itu, ”Bukan itu yang kumaksud, tapi mandi yang memang mandi (dianjurkan). Ali menjawab , ”Hari Jum’at, Hari Arafah, Hari Nahr dan hari Fithri. Ibnu Qudamah mengatakan bahwa karena hari Ied adalah hari berkumpulnya kaum muslimin untuk salat, maka ia disunahkan untuk mandi sebagaimana hari Jum’at.

2. Mengenakan Pakaian yang Paling Bagus

Kenakanlah pakaian yang paling bagus, namun bukan yang terbuat dari kain sutera. Berdasarkan hadits Ibnu Umar ra ia berkata: “Umar mengambil sebuah jubah dari sutera yang dibeli dari pasar, kemudian ia membawanya kepada Rasulullah saw dan berkata: “Wahai Rasulullah berhiaslah Anda dengan mengenakan ini ketika Ied dan ketika menjadi duta." Rasulullah saw bersabda,” Pakaian ini hanya untuk orang yang tidak punya bagian (di akhirat, maksudnya orang kafir, pent).” (Muttafaq alaih).

3. Menggunakan Minyak Wangi (bagi laki-laki) dan Bersiwak (menyikat gigi)

Memakai minyak wangi ini sebagaimana hal ini dianjurkan ketika mendatangi salat Jum’at, yaitu berdasarkan hadis Ibnu Abbas Nabi SAW telah bersabda pada suatu hari Jum’at: “Sesungguhnya hari ini adalah hari Ied yang telah ditetapkan oleh Allah untuk orang-orang Islam, maka barang siapa yang mendatangi Jum’at hendaknya ia mandi, jika ia memiliki minyak wangi maka hendaknya ia mengolesinya, dan hendaknya kalian semua bersiwak.”  (HR Ibnu Majah).


4. Tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha

Sebelum melakukan salat Idul Fitri dianjurkan agar makan kurma terlebih dahulu, dan lebih utama jika dalam jumlah ganjil, sedangkan dalam salat Idul Adha sebaliknya tidak dianjurkan makan dulu. Diriwayatkan dari Buraidah ra:“ Rasulullah tidak keluar pada hari Iedul fithri sebelum makan, dan tidak makan pada hari Iedul adha hingga beliau menyembelih qurban.”(HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

5. Berjalan Kaki dengan Tenang dan Khusyu’ Menuju Tempat Salat

Mengenai hal ini seperti diriwayatkan dari Ibnu Umar ra ia berkata:“Rasulullah Saw biasa keluar menuju shalat ‘Ied dengan berjalan kaki dan pulang dengan berjalan kaki.(HR. Ibnu Majah).

6. Salat di Tempat yang Luas dan Lebih Utama di Masjid

Telah disebutkan dari Abu Sa’id al-Khudri ra berkata: ”Bahwasanya Nabi Saw keluar pada hari Idul Adha dan Idul Fitri menuju lapangan. Dan yang pertama beliau lakukan adalah salat (salat Ied). Setelah selesai salat dan memberi salam, baginda berdiri menghadap ke (arah) orang-orang yang masih duduk di tempat salat mereka masing-masing. Jika baginda mempunyai hajat yang ingin disampaikan, baginda tuturkannya kepada orang-orang ataupun ada keperluan lain, maka baginda akan membuat perintah kepada kaum muslimin. Baginda pernah bersabda dalam salah satu khutbahnya pada Hari Raya: Bersedekahlah kamu! Bersedekahlah! Bersedekahlah! Kebanyakan yang memberi sedekah adalah kaum wanita. Kemudian baginda beranjak pergi. (Muttafaq alaih).

Hukum melakukan salat ied di masjid/ lapangan antar ulama madzhab berbeda-beda. Untuk kalangan Syafi'iyah mengerjakan di dalam masjid lebih utama dibandin di tanah lapang. Terkecuali masjidnya penuh dan tidak muat. Alasan lebih utama di masjid karena tempat itu mulia.





7. Bertakbir Ketika Berangkat dengan Lantang

Kita disunahkan mengumandangkan takbir sejak tenggelamnya matahari pada malam Ied, dan takbir ini dijadikan kesepakan oleh empat mazhab (Mahzab Hanafi, Syafi’i, Maliki dan Hanbali) bahkan sebagian ulama ada yang mewajibkannya berdasarkan firman Allah Swt: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Nabi saw mengucapkan:Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Ilallah Walahu Akbar Allahu Akbar Walilahi Hamd “ Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan hanya bagi Allahlah segala pujian.”Beliau mengucapkan takbir ini di mesjid, di rumah dan di jalan-jalan. (HR. Mushanaf Abi Syaibah)

8. Berbeda Jalan ketika Berangkat dan Pulang Salat

Sebagaimana hadits Jabir ra ia berkata: “Adalah Rasulullah saw ketika di hari ‘Ied berbeda jalan (ketika berangkat dan pulang).”(HR. Bukhari)


9. Tidak Melakukan Salat Sunah Sebelum Salat Idul Adha

Telah disebutkan dari Abi Sa’id Al-Khudri ra berkata: “Bahwa Nabi Saw tidak mendirikan shalat apa pun sebelum ied dan apabila telah kembali ke rumah maka Beliau mendirikan salat dua rakaat.” (HR. Ibnu Majah). Salat di rumah ini dimungkinkan salat dhuha sedangkan makna hadist di atas bahwa Nabi tidak salat sebelum Ied, karena salat ied ketika itu diselenggarakan di lapangan sehingga tidak ada salat tahiyatul masjid. Sedangkan jika diadakan di Masjid, maka disunahkan salat tahiyatul Masjid. Satu hal yang harus diperingatkan untuk tidak melakukan salat Tahiyatul Masjid jika salat diselenggerakan di lapangan.

10. Tidak Ada Adzan dan Iqamat dalam Salat Ied

Hal ini berdasarkan pada hadits Jabir bin Samurah ra ia berkata:” Aku shalat ‘Ied bersama Rasulullah saw bukan sekali dua kali dengan tanpa adzan dan iqamah.”(HR Muslim). Pada shalat ied tidak disunahkan azan ataupun iqamah. Untuk memulai salat ied ini, bilal cukup mengucapkan :Ash-Shalaata Jaami'ah" Marilah kita kerjakan salat berjamaah!" Pada salat ied ini segenap umat Islam, laki-laki dan perempuan, besar dan kecil, tua dan muda, merdeka dan budak, banci, musafir dianjurkan untuk berkumpul di tempat salat guna melaksanakan salat ied. Bahkan wanita yang sedang haid pun dianjurkan untuk ikut berkumpul (tetapi di luar mesjid atau mushalla) guna mendengarkan nasihat-nasihat (khutbah), bukan untuk ikut salat.


No comments

Powered by Blogger.